Foto : Istimewa |
KOLTIM, TARGET INVESTIGASI.com- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kolaka Timur (Kolitm) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengapresiasi dengan terselenggara nya perayaan hari Raya Nyepi Tahun baru saka 1945 dan dirangkaikan dengan pergelaran Pawai Ogoh-Ogoh ke 4 yang merupakan rangkaian bagi umat Hindu khususnya sebagai bentuk dilestarikan seni budaya yang dilaksanakan di Desa Tasahea, Kecamatan Tirawuta,pekan kemarin.
Hal itu ditandai, bagi masyarakat Hindu saat menjalani sejumlah ritual khas yang pada hakikatnya merupakan upaya pensucian diri dan lingkungan sekitar. Pada 2-4 hari sebelum Nyepi, masyarakat menyucikan diri dan perangkat peribadahan di pura melalui Upacara Melasti terpeliharanya kebudayaan dan adat istiadat di Kolaka Timur salah satunya kebudayaan yang berasal dari Pulau Dewata yaitu Pawai Ogoh-Ogoh.
Ogoh-ogoh merupakan boneka atau patung beraneka rupa yang menjadi simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan yang ada di sekeliling kehidupan manusia. Boneka tersebut dahulu terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kertas. Seiring waktu, kebanyakan ogoh-ogoh saat ini dibuat dengan bahan dasar styrofoam karena menghasilkan bentuk tiga dimensi yang lebih halus. Pembuatan ogoh-ogoh ini dapat berlangsung sejak berminggu-minggu sebelum Nyepi. Waktu pembuatan sebuah ogoh-ogoh dapat bervariasi bergantung pada ukuran, jenis bahan, jumlah SDM yang mengerjakan, dan kerumitan desain dari ogoh-ogoh tersebut.
Foto : Istimewa |
Pelaksanaan ritual ngrupuk dan pawai ogoh-ogoh berlangsung serempak sehari menjelang Hari Raya Nyepi atau tilem sasih kesanga di setiap khususnya umat hindu yang ada di kabupaten koltim.
Persiapan pawai biasanya telah dimulai sejak sore dan pawai akan berlangsung hingga menjelang tengah malam. Agar dapat berjalan dengan tertib, dan melombakan kreativitas desain ogoh-ogoh yang dibuat oleh masyarakat. dan sekaligus sebagai ajang tahunan ini menjadi suatu tontonan yang menarik bagi masyarakat yang ada dikoltim.
Dimana diketahui umat Hindu melestarikan Ogoh-Ogoh dalam bentuk budaya yang merupakan karya seni dan disimbolkan melalui patung besar lalu di arak jelang akhir tahun Saka.
Melalui Gerakan Membangun dan Melayani Masyarakat (Gemas) Kabupaten Kolaka Timur dibawah kepemimpinan Abdul Azis SH MH sangat mengapresiasi dengan adanya pergelaran pawai ogoh-ogoh khususnya bagi umat hindu sehingga dalam berbagai aspek sosial budaya dapat terpelihara dengan baik.
Foto : Istimewa |
Dalam kesempatan itu, Bupati Koltim menyampaikan apresiasi yang luar biasa dengan adanya kegiatan pawai Ogoh-Ogoh yang sangat meriah.
"Pawai Ogoh-Ogoh ini, merupakan bukti bahwa budaya dan adat masyarakat Hindu masih terjaga dengan sangat baik di Kolaka Timur.Olehnya itu Mari terus kita lestarikan dan pertahankan," Ajak Azis.
Tak lupa juga Ia mengatakan, dalam memberi ruang sisi buruk itu disimbolkan dengan ogoh-ogoh, sehingga menjelang tahun baru saka disetiap tahunnya di arak dan wujudkan bahwa mereka menempati tempatnya agar jangan mengganggu kehidupan manusia.
"Sehingga bisa berjalan dengan baik dan bersama-sama manusia bisa hidup di kehidupannya dan para sisi buruk itu berada disisi kehidupannya juga yang disimbolkan melalui ogoh-ogoh," tuturnya.
Menurut Azis,bahwa ogoh-ogoh itu lebih kepada simbol, lalu umat Hindu melestarikannya dalam bentuk budaya, budaya yang diwujudkan berbagai bentuk seperti patung-patung besar lalu di arak jelang akhir tahun menunggu awal tahun, untuk tahun berikutnya.
"Jadi, ini sebenarnya adalah satu siklus perjalanan kehidupan melalui waktu dalam satu tahun. Jadi, inti dari semua itu bukan berarti nanti akhir tahun baru kita beri ruang para ketidak baikan dalam kehidupan. Tetapi, disetiap tahunnya disetiap harinya disetiap waktunya dalam setiap tahun berjalan terus kita beri ruang, hanya wujud nyatanya berbentuk simbol ogoh-ogoh itu nanti kita wujudkan yang bernilai seni budaya menjelang akhir tahun saka lalu memasuki tahun saka kita berpuasa melalui Catur Brata penyepian," pungkasnya. (Adv)
Laporan : Imran (Is)