sosialisasi sunting 1000 hari pertama kehidupan tingkat kabupaten Kolaka Timur (image: K.IS)
Koltim, Traget Investigasi com- Pembangunan kesehatan merupakan salah satu unsur penopang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, di samping unsur pendidikan dan ekonomi. Untuk itu sebagai investasi, orientasi pembangunan kesehatan harus lebih didorong pada aspek-aspek promotif dan preventif, tanpa melupakan aspek kuratif dan rehabilitatif.
Hal itu disampaikan ketua TP-PKK Ny.Yosinggi Sulwan, SKM.M.KES dalam sambutannya pada kegiatan Sosialisasi Stunting 1000 Hari Pertama Kehidupan (Hpk) Dan Sosialisasi Iva Test, bertempat di Aula Tentram Pemda Koltim, Rabu ( 23/12/2021)
" Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua kompenen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya." jelasnya
Ada 3 isu kesehatan yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yaitu TBC, Stunting, Iva Test dan Imunisasi. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 oleh Kementerian Kesehatan RI, ada sekitar 30,8% anak di Indonesia yang menderita kondisi stunting.
Artinya, 1 dari 3 balita mengalami gangguan pertumbuhan dan butuh perhatian lebih. Indonesia menduduki peringkat kedua penderita kondisi Stunting di Asia Tenggara. Ini bukan jumlah yang sedikit. Hal ini terjadi bukan semata-mata karena asupan gizi yang kurang, tetapiadanya faktor lain yang menyebabkan terjadinya stunting.
Diuraikan Yosinggi Sulwan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama.
" Penyebabnya adalah makanan yang ia konsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak. Pada umumnya, stunting terjadi pada balita, khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, Ibu sudah bisa melihat apakah si anak terkena stunting atau tidak. Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan." sambungnya
Pendek (stunting) pada anak mencenninkan kondisi gagai tumbuh pada anak Balita (Bawah 5 Tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya.Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun.
"Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan." tutur istri orang nomor satu Koltim
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Situasi ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan.
" Terlepas Dari Isu Nasional Stunting juga tak kala pentingnaY, pemeriksaan IVA TEST untuk mendeteksi lebih dini adanya Gejala kanker rahim melalui pemeriksaan IVA TEST." ujarnya
Maka, tak kala penting peran seorang Ibu Rumah Tangga dan Ibu kader PKK ikut dalam berperan sebagai pengawasan Kebiasaan pola hidup Yang tidak sesuai. Karena di indosnesia masih menjadi persoaalan besar angka kematian Ibu akibat kanker leher rahim.
" Saudara-saudara sekalian kader PKK yang saya hormati melalui sosialisasi ini erat kaitannya dampak resiko yang dapat terjadi kemungkinan akan berpengaruh dengan lahirnya anak-anak yang Stunting karena kurangnya asupan gizi dari anak sampai remaja," tuturnya
Sejalan dengan pelaksanaan sosialisasi ini saya mengajak kepada kita semua yang hadir di ruangan ini untuk melindungi dan memberikan pengertian anak-anak kita dan keluarga serta masyarakat pada umumnya untuk dapat memberikan perlindungan bahaya Kanker Leher Rahim dengan melalui pemeriksaan IVA TEST untuk mengetahui lebih dini adanya gejala kanker Rahim.
Pencegahan dan Penurunan Stunting yang di akibatkan oleh kurangnya asupan gizi di mulai dari 1000 hari pertama kehidupan sejak dalam kandungan sampai pada anak usia 2 tahun
"Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti sosialisasi ini, ikutilah kegiatan ini dengan seksama dengan penuh perhatian jadikan ilmu yang didapat nantinya sebagai pedoman dan pegangan dalam rangka menghindari penularan HIV AIDS dan menjaga asupan gizi pada 1000 HPK sehingga tidak melahirkan anak-anak yang stunting sebagai harapan bangsa dan negara." tutupnya